Rabu, 25 November 2009

Keluargaku Keluarga Harmonis

Bagaimana Menciptakan Keluarga Harmonis
Minggu, 20 Juli 2008 20:38

Suami Istri ibarat puzzle, potongannya saling melengkapi, jika salah-satu hilang maka rumah tangga juga tidak akan lengkap seperti demikian halnya puzzle.

Untuk membentuk keluarga harmonis adalah tanggung jawab suami dan istri, bukan hanya suami atau isteri saja. Keluarga bisa harmonis, suami-isteri dapat rukun jika masing-masing mensyukuri apa yang ada pada pasangannya.Masalah tidak ada kecocokan 100 persen merupakan hal yang biasa karena suami-isteri adalah dua orang yang berbeda, yang dibesarkan oleh keluarga yang berbeda, untuk itu diperlukan saling pengertian kedua belah pihak agar dapat menyesuaikan diri.

Adakalanya pasangan suami istri yang bekerja merasa hubungannya tidak semesra dulu ketika baru pertama kali berumah tangga, ditambah keduanya selalu disibukkan dengan pekerjaan, pulang ke rumah capek, perlu istirahat dan besok harus bekerja lagi.

Beberapa riset membuktikan, untuk menghidupkan kembali hubungan suami istri seperti ketika pertama kali menikah, keduanya perlu meluangkan waktu bersama seperti bulan madu kembali (re-honeymoon), hal itu kemungkinan besar membuat hubungan akan menjadi membaik.

Demikian sebaliknya, jika pasangan suami-istri yang terlalu sering berkumpul, menurut salah satu penelitian di Amerika Serikat, pasangan tersebut perlu untuk berjauhan untuk beberapa saat, hal itu bisa menimbulkan rasa kangen saat keduanya tidak bersama.

Namun, jika ketidakcocokan dalam rumah tangga tidak dapat dipertahankan dan diperbaiki lagi serta berpisah merupakan jalan satu-satunya, sebaiknya berpisah daripada anak dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis, anak-anak berhak dibesarkan dalam kedamaian.Perceraian tidak selalu berakibat buruk, apalagi kalau setelah bercerai hubungan orangtua masih tetap baik. Anak akan tetap merasakan kasih sayang dan akan belajar menerima kenyataan tanpa merasa terluka.(Dhita/IOT-03)